Besar kemungkinan dijumpai lapisan bakteri yang sangat toleran terhadap limbah organik (Sphaerotilus) di permukaan Kualitas air sungai dapat dinilai berdasarkan Tabel 2.1 dengan ketentuan sebagai berikut (Trihadiningrum dan Tjondronegoro, 1998 dalam Wardhana 1999):Air sungai akan tergolong tidak tercemar, jika dan hanya jika terdapat Trichoptera (Sericosmatidae, Lepidosmatidae, Glossosomatidae) dan Planaria, tanpa kehadiran jenis indikator yang terdapat pada kelas 2 sampai 6.Air sungai tergolong agak tercemar, tercemar ringan, tercemar, tercemar agak berat dan sangat tercemar, bila terdapat salah satu atau campuran jenis makroinvertebrata indikator yang terdapat dalam kelompok kelas masing-masing.Apabila makroinvertebrata terdiri atas campuran antara indikator dari kelas-kelas yang berlainan, maka berlaku ketentuan berikut:(1) Air sungai dikategorikan sebagai agak tercemar apabila terdapat campuran organisme indikator dari kelas 1 dan 2, atau dari kelas 1, 2, dan 3. Species name: Hirudo medicinalis (1034) Region code: ATL Field label Note The range span from minimum to maximum is large as the upper figure is set on the Habitat. Lintah merupakan organisme yang masih dapat ditemukan pada lingkungan yang tercemar, sehingga termasuk ke dalam organisme toleran. Sebagai bioindikator, biota makroinvertebrata dapat memenuhi tujuan pemantauan kualitas air yang hakiki, yaitu: dapat memberikan petunjuk telah terjadi penurunan kualitas air, dapat mengukur efektivitas tindakan penanggulangan pencemaran, dapat menunjukkan kecenderungan untuk memprediksi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang. Dengan sifatnya yang demikian, perubahan-perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya sangat mempengaruhi komposisi maupun kelimpahannya. Species: Hirudo medicinalis; Distribution Table Top of page. KONTEN MENARIK LAINNYA Similarities can be drawn from the current habitats they are found and historic observations. Trihadiningrum (1995) dalam Wardhana (1999) telah berhasil menyusun klasifikasi makroinvertebrata berdasarkan beban cemaran. According to UNESCO, it is solitaire the only animal that has been cataloged as a medicine in its pure form, identified in nature.
Nilai skoring indeks biotik dengan metode BMWP-ASPTCrustaceae (udang galah), Ephemeroptera (larva lalat sehari penggali), Plecoptera (larva lalat batu)Bivalvia (kijing), Crustaceae (udang air tawar); Ephemeroptera (larva lalat sehari perenang), Odonata (larva sibar-sibar)Diptera (larva lalat hitam), Coleoptera (kalajengking air, kumbang air), Trichoptera (larva pita-pita tak berumah), Hemiptera (kepik perenang punggung, ulir-ulir,)Platyhelminthes (cacing pipih), Arachnida (tugau air)Hirudinea (lintah), Gastropoda (siput), Bivalvia (kerang), Gamaridae (kutu babi air), Syrphidae (belatung ekor tikus)Di Indonesia pemakaian indeks biotik untuk menilai kualitas air masih sangat terbatas. Penggunaan makrozoobentos sebagai penduga kualitas air dapat digunakan untuk kepentingan pendugaan pencemaran baik yang berasal dari Menurut Arisandi (2001) menyatakan bahwa makroinvertebrata khususnya lintah lebih banyak dipakai dalam pemantauan kualitas air karena memenuhi beberapa kriteria, antara lain:Sifat hidupnya yang relatif menetap/tidak berpindah-pindah, meskipun kualitas air tidak mengalami perubahan.Dapat dijumpai pada beberapa zona habitat akuatik, dengan berbagai kondisi kualitas air.Masa hidupnya cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkan untuk merekam kualitas lingkungan di sekitarnyaTerdiri atas beberapa jenis yang memberi respon berbeda terhadap kualitas air.Relatif lebih mudah untuk dikenali dibandingkan dengan jenis mikroorganisme.Mudah dalam pengumpulan/pengambilannya, karena hanya dibuthkan alat yang sederhana yang dapat dibuat sendiri.Selain itu, menurut Scrimgeour (1998) dalam Koperski (2005) ada beberapa alasan Hirudinea sangat bermanfaat dalam bioindikator pencemaran air tawar, yaitu:Keanekaragaman taksonominya lebih sedikit (hanya sekitar 30 jenis spesies lintah) dibandingkan dengan grup invertebrata lainnya yang hidup pada air bersih. Pada air kelas satu, bioindikator yang dapat digunakan adalah Air kelas empat: air yang tercemar serius dan jika berenang dapat menyebabkan gangguan/penyakit kulit. Pada air kelas satu, bioindikator yang dapat digunakan adalah ikan lAir kelas dua: dapat dimanfaatkan untuk minum setelah melalui proses tertentu, mandi, dan berenang. The preferred habitat for this species is muddy freshwater pools and ditches with plentiful weed growth in temperate climates. Lintah merupakan spesies yang Macova (2009) menyatakan bahwa makroinvertebrata memiliki umur yang cukup panjang dan memiliki kontak yang tetap terhadap sedimen sungai sehingga makroinvertebrata sensitif terhadap kontaminasi dan toksisitas yang terjadi pada sedimen sungai. A typical home for the leech would be a muddy marsh or pond where there is an abundance of macrophytes like cattails, and pond weeds, microrganisms like the cyanobacterium anabana, protists like spirogyra, and other types of algae. Habitat(s) lié(s) au taxon Hirudo medicinalis. Selain itu, menurut Kopciuch (2004) bioindikator adalah indikator biologis terhadap suatu kualitas lingkungan yang dapat memberikan suatu gambaran situasi ekologi.Menurut Odum (1993) adapun pedoman mengenai mahluk yang dapat digunakan sebagai bioindikator ekologis yaitu:Spesies steno (kisran toleransinya sempit) lebih baik dipakai sebagai indikator dibandingkan dengan spesies yang euri (kisaran toleransinya luas).Spesies yang dewasa lebih baik dipakai sebagai indikator dibandingkan dengan yang masih muda.Sebelum mempercayai penampakan mahluk sebagai indikator ekologis, maka terlebih dahulu harus ada bukti yang cukup bahwa suatu faktor yang dipermasalahkan memang benar dapat membatasi.Banyak hubungan diantara jenis, populasi, dan seluruh komunitas seringkali memberikan indikator yang lebih dapat dipercaya daripada satu jenis yang tunggal karena integrasi keadaan yang lebih baik dicerminkan oleh keseluruhan daripada oleh sebagian.Organisme yang dijadikan sebagai bioindikator memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap perubahan lingkungan.Organisme yang dijadikan sebagai bioindikator memiliki kebiasaan hidup menetap di suatu tempat atau pemencarannya terbatas.Organisme yang dijadikan sebagai bioindikator mudah dilakukan pengambilan sampel dan merupakan organisme yang umum dijumpai di lokasi pengamatan.Akumulasi dari polutan tidak mengakibatkan kematian pada organisme yang dijadikan sebagai bioindikator.Organisme yang dijadikan sebagai bioindikator lebih disukai yang berumur panjang, sehingga dapat diperoleh individu contoh dari berbagai stadium atau dari berbagai tingkatan umur.Selain itu, menurut Pearson (1994) dalam Shahabuddin (2003) bahwa beberapa kriteria umum yang dapat digunakan untuk menggunakan suatu jenis organisme sebagai bioindikator adalah 1) Secara taksonomi telah stabil dan cukup diketahui.4) Taksa yang lebih tinggi terdistribusi secara luas pada berbagai tipe habitat5) Taksa yang lebih rendah spesialis dan sensitif terhadap perubahan habitat.6) Pola keanekaragaman mengambarkan atau terkait dengan taksa lainnya yang berkerabat atau tidak.Salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter biologi (bioindikator) dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah hewan makrozoobentos (lintah).